web counter

clock link

23 Juni 2011

reality show

kemarin pagi, Rabu 22 Juni 2010, gua iseng sms dua temen baik gua si ida dan gita. Gua bertanya tentang rencana kita (maksudnya rencana saya) untuk mengikuti program di satu reality show wisata.

"jadi kita mau kemana rencananya ?" tanya gua duluan.
"Karimun Jawaaaaaaa!!!"
"Torajaaaaaa toraja aja cetan"
"eh kita ke Ambon aja!"
"Bali juga boleh"
"apa ke Bromo aja kek gitu"
"emang gak boleh ke luar negri ya ?"
"eh emang boleh ?yauda coba aja siapa tau beruntung terus kita kemana ?" tanya gua lagi.
"Milan, apagak Inggris kek gitu"
"Iya gua mau Milan jugaaa deh, mau ke Sansiro, mana cowo Italy gantengnya sampe ke ubun ubun pula, aduh gimana dong, galau kan jadinya"
"eh Belanda juga mau gua. Barcelona juga biar kayak di film meteor garden yuk. apa ke Korea aja ? siapa tau ketemu gujunpyo" *tolongcubitgua, *inisudahketerlaluan,da!

*lalu pembicaraan kami pun semakin menjadi jadi.
tanpa alur dan rencana yang jelas.

astagaaaa, kalo aja gua adalah adiknya gujunpyo, atau sebut saja gua menang lotre, gua bakalan ajak kalian berdua backpackeran keliling dunia, jadi kita juga gak perlu nge galau in hal yang belum pasti begini kan ? tapi sayangnya, gua bukan adiknya gujunpyo yang ganteng itu. Keep dreaming, pals! :D

12 Juni 2011

remembering : trip to Long Apari

 penumpang menunggu speedboat yang datang ditepi sungai
muatan speedboat
terpaku dipojokan barang
jurus mabok si supir boat
ada beberapa air terjun kecil
penumpang boat
ini anak nyeleneh banget :D
tebing-tebing menawan yang ditemukan dalam perjalanan menuju kesana



Setelah puas menikmati pesta panen di desa Long Bagun yang terletak di kecamatan Melak kemarin malam, badan kami serasa remuk. Benar-benar gak ada hasrat untuk bangun dari tempat tidur tapi apa daya, kami harus melanjutkan sisa perjalanan demi misi menyebarkan virus Aku Cinta Indonesia yang diprakarsai oleh Detikcom.

Pagi ini, seperti pagi biasanya, Mas Burhan, pendamping kami mengetuk pntu kamar gua. "mba Halida, selamat pagi, mari sarapan dulu" sapanya dari luar. Dan guapun menyambutnya dengan hangat. Sebungkus nasi kuning dengan mie dan ikan goreng sambal (entah nama ikannya apa tapi yang pasti ini enak sekali!) khas Long Bagun dan segelas teh manis telah menghiasi meja penginapan saat itu. "ini makan aja dulu ya mba, tadi saya lagi nyari-nyari kapal yang bisa kita naiki ke long apari" kemudian Mas Burhan pun kembali mencoba untuk menawar kapal yang belum kami dapatkan untuk perjalanan selanjutnya.

Sekitar pukul 10 pagi, Mas Burhan kembali dengan kabar gembira. Sebentar lagi speedboat yang akan kami naiki akan berangkat. Kami disuruh berkemas-kemas. Dan kami pun berangkat.


Kami terkejut, ini speedboat atau angkot antar kota yang berjajar di terminal? Perbandingan penumpang dengan barang bawaan lebih dominan barang. Kami terpaksa harus berdempetan untuk mendapatkan tempat duduk. Tapi kalo soal harga, jangan sandingkan dia dengan angkot manapun. Untuk satu orang saja dikenakan biaya 1,5 juta. Itu belum dihitung dengan banyak barang yang dibawa. Ada dua orang laki-laki yang konon katanya ingin melakukan pindahan. Dengan banyak barang yang mereka bawa, mulai dari sepeda motor hingga panci mereka dikenakan biaya 8 juta! Sama dengan harga tiket pesawat menuju ke Paris, Perancis! shock? SAMA!

Hal lainnya yang sama-sama bikin shock adalah si supir speedboat. Kenapa ? Karena untuk menuju Long Apari medan yang ditempuh sangatlah sulit dan berbahaya. Terdapat banyak riam. Dan riam Udang merupakan riam yang paling menakutkan. Untuk itu supir atau si pengendara speedboat dibekali 12 kaleng bir setiap kali akan melakukan perjalanan melalui riam-riam tersebut. Dengan bobot yang ringan dan berkekuatan cepat karena digerakkan dengan mesin lebih dari satu membuat speedboat 'terbang' dan mengocok perut. Dengan bir-bir tersebut dimaksudkan agar si supir mabuk dan berani mengarungi riam tanpa mual. Mungkin begitu logikanya. Entahlah.





Dasar, Buku Genit!

“gakbisa, gua gakbisa kalo ke toko buku, pasti bawaannya sama, selalu kayak begini. Pasti mata gua jelalatan pengen beli ini itu. Udah tau bacanya cepet. Satu buku mana cukup!!” itu adalah salah satu gerutuan gua hari ini. Tepatnya ketika gua mulai searching buku di Gramedia Matraman.
Alih-alih hanya ingin membeli buku Aku Cinta Indonesia dan Karena Cinta Itu Sempurna karya Indie gaktau kenapa jadi berubah haluan begini. Gua cukup terdiam lama di koridor buku remaja di lantai 3 gedung yang terletak di jakan Matraman ini. Satu demi satu buku-buku perjalanan keliling dunia gua telaah. Ada beberapa judul buku yang mengundang perhatian memang. Misalnya saja The Journey’s, Ciao Italia, Lupakan Palermo, The Naked Traveler, dan banyak lainnya. Dari buku satu-ke buku lainnya-dan kemudian berulang. Semua sama. Minta dibeli!
Karena ditangan gua uda ada 3 buku. Inget. TIGA BUKU. Yaitu Aku Cinta Indonesia karena memang ada tulisan gua disana, Karena Cinta Itu Sempurna, dan Hai Miiko no.23. Gua harus pastikan mana yang akan dan boleh gua beli. Sekali lagi dan bahkan berulang ulang gua telaah isinya dari buku yang sudah disobek plastik pembungkusnya. Setelah lama memilah-milih. Akhirnya gua jatuhkan pilihan pada The Journey’s untuk menggantikan Karena Cinta Itu Sempurna (maaf Indi, tapi ini mendesak!)

 Kenapa gua memilih The Journey’s sebagai buku pilihan ? gua juga gaktau tiba tiba gua langsung menuju kasir pas liat sebuah nama yang gak asing lagi buat gua. Adithya Mulya, si Jusuf di Traveler’s tale. Ada aura menawan dari bahasa yang diterjemahkannya dalam sebuah tulisan. Menurut gua cool aja.