web counter

clock link

27 Februari 2011

Hutan Lindung Sungai Wain

ini adalah camp Hutan Lindung Sungai Wain 
 
ingin menikmati trekking di hutan ? ingin bertemu dengan banyak kera-kera selain di Bali ? yuk ke Hutan Lindung Sungai Wain, Balikpapan, Kalimantan Timur.


ada buaya ganas!
Tanggal 12 Oktober 2010, kami memulai perjalanan kedua kami di tanah Borneo. Hutan Lindung Sungai Wain. Terletak di Km 38 (kalau tidak salah) kota Balikpapan. Sebelum memulai perjalanan, kami rehat sejenak sembari mempersiapkan alat-alat. Kami terpaksa meminjam alat-alat dari si pendamping, maklum, kami memang tidak mempersiapkannya sebelumnya. Sepatu Boot sudah kami pakai. Air mineral dan jas hujan pun  sudah siap kami bawa. Kami siap berangkat!

Sebelum memasuki hutan kami harus jalan sebentar. Karena kami datang petang hari, hampir malam ditambah dengan cuaca yang buruk dan kalau kami pilih jalur yang panjang kami juga harus melewati sungai yang konon katanya terdapat buaya yang ganas yang belakangan ini meresahkan warga, dan karena saya takut buaya, jadi kami akhirnya memilih jalur pendidikan yang biasanya digunakan oleh anak SD hingga SMA untuk trekking kali ini.

Tapi sialnya, saya tertipu, lebih tepatnya, saya ditipu. Karena mereka tau bahwa saya takut sekali sama buaya, mereka mencoba menenangkan saya dengan jalur di pintu dekat perusahaan swasta disana. Katanya kalau lewat sana tidak ada buayanya. Tapi pas kami sampai tepat didepan pagar masuk, tertulis "AWAS, BUAYA GANAS" ya tuhaaaaan, cobaan maha berat apalagi ini, kata saya. Jujur, kaki saya gemetar. Sepanjang jalan rasanya tidak mau berhenti dzikir.

jembatan di atas sungai Wain
Pertama, kami melewati tepi sungai yang digunakan untuk kebutuhan air warga Balikpapan, kami hanya melihat beberapa kera yang lewat disana, tidak banyak. Lalu kami berjalan disuatu jembatan yang panjaaaaaaaaaaang, jembatan diatas sungai Wain yang memisahkan tempat penduduk dengan hutan ini. Gak kebayang perjuangan orang-orang yang bikin ini jembatan, ketemu uler, ketemu monyet bahkan ketemu buaya kali ya. Kalo saya jadi mereka, mungkin dibayar milyaran pun saya tolak! hiiiiii

Beberapa kali kami mengambil posisi enak dengan duduk di pondok-pondok pelepas lelah yang juga terdapat di dalam hutan. Sederhana, tapi karena kondisi hutan lindung yang ciamik banget, dan udara yang seger, tetap tidak terasa capek jalan kaki selama itu. Setelah dikiranya cukup, kami melanjutkan perjalanan. Kami diperlihatkan berbagai macam pohon yang menjadi kebanggaan warga Kalimantan dan yang sering diberitakan dalam kasus illegal logging oleh pendamping kami. Pohon Ulin dan Pohon Bengkirai salah satunya.
bengkirai

tempat istirahat yang tersedia


Tebak kami melihat apa ? Sebuah pohon Bengkirai yang diameternya adalah delapan orang dewasa yang saling berpegangan tangan untuk melingkari pohon ini! Kebayangkan betapa besarnya pohon Bengkirai.

pohon ulin yang terkenal itu
Lain lagi dengan nasib si pohon Ulin. Tidak sama dengan Bengkirai, ia membutuhkan waktu yang lebih lama, bahkan lama sekali untuk tumbuh menjadi besar. Bayangkan saja, untuk tumbuh 1 mm keluar, Ulin memerlukan waktu 1 tahun! Jadi harus nunggu berapa tahun ya untuk sebesar Bengkirai ?

semut gajah
Selain pohon, kami juga banyak bertemu hutan lainnya, diantaranya adalah semut gajah. Warna dan bentuknya sama seperti semut merah yang jahat itu, tapi ternyata dia sangat bersahabat. Sama sekali tidak menggigit, baik hati, dan tidak mau diam. Butuh kesabaran yang tinggi untuk bisa mendapatkan gambar yang sempurna.

Sekitar pukul lima sore kami memutuskan untuk kembali ke camp hutan lindung dan sedikit berbincang dengan salah seorang koordinator disana. Kami juga membeli beberapa souvenir khas hutan lindung sungai wain. Kami puas, dan sekarang saya kangen untuk mengunjunginya lagi tuhan. :(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar